Gunakan Bahasa Lokal untuk Strategi MARKETING
By. Harini Rahmi
Sore itu saya hendak menuju kampus Bung Hatta yang berlokasi di ulak karang. Lampu merah menyala, jadilah saya harus bersabar menunggunya hingga berwarna hijau. Mata saya segera bergerilya hingga berhenti di salah satu toko yang berhasil menarik perhatian saya yaitu toko Tangkelek. Tangkelek adalah bahasa Minang yang berarti sandal kayu. Toko ini menjual kaos khas Sumatera Barat yang didesign unik dan apik. Tanpa menunggu lama saya segera membidik toko tersebut dengan kamera saya dan jadilah foto seperti yang kita lihat di atas.
Apa gerangan yang menarik dari toko tersebut? Sebenarnya bagi saya bukan tokonya yang menarik melainkan bahasa marketingnya yang unik. Coba perhatikan foto di atas, ada tulisan “Bapitih indak bapitih, mambali ndak mambali - Hari Buliah Caliak-caliak ka dalam”. Bagi anda yang tidak paham bahasa Minang [Padang] mungkin kalimat tersebut tidak menarik bagi anda. Baiklah, saya akan coba transletkan ke bahasa Indonesia.
“Bapitih indak bapitih, mambali ndak mambali - Hari Buliah Caliak-caliak ka dalam”
Artinya : “Punya uang atau tidak, membeli ataupun tidak – hari ini boleh lihat-lihat ke dalam toko”
Kalimat tersebut berupaya untuk menghimbau orang untuk mampir, perihal punya uang atau tidak, punya niat mau membeli maupun tidak, adalah perkara lain. Artinya sipemilik toko mempersilahkan orang untuk berkunjung walaupun hanya sekedar melihat-lihat saja. Sebagian pedagang justru marah ketika orang hanya mampir dan melihat-lihat saja (window shopping), makanya tak jarang orang merasa sungkan mampir ke sebuah toko jika tak berniat untuk membeli.
Dengan strategi bisnis seperti yang digunakan oleh toko “Tangkelek” di atas, sipemilik toko telah berhasil membangun image “ramah dan bersahabat” kepada calon pembeli. Meskipun calon pembeli tidak membeli, dengan berkunjung saja setidaknya mereka jadi tahu apa yang dijual di toko tersebut, apa ciri khasnya, bagaimana kualitasnya. Dan tatkala mereka punya uang dan berkeinginan untuk membeli produk sejenis, maka secara otomatis mereka akan teringat toko ini dan kembali berkunjung untuk MEMBELI. It Cool i guest. Dan yang lebih menariknya lagi, sipemilik toko justru tidak memilih bahasa Indonesia atau bahasa gaul lainnya, tetapi justru memilih bahasa lokal yakni bahasa MINANG. Hal ini menjadi bukti bahwa toko tersebut konsisten dalam misinya yang mana mengenalkan budaya minang melalui kaos-kaos dengan kualitas wahid dan design yang didominasi oleh kata-kata unik yang menggunakan bahasa Minang namun tetap eye catching dan cute.
Beberapa kata-kata yang digunakan dalam design baju mereka adalah : “Sabalah kida [sebelah kiri], sabalah suok [sebelah kanan]“, “Sapeda unto [sepeda ontel]”, “tipi itam putiah [televisi hitam putih]“, “anak daro [mempelai wanita]”, “marapulai [mempelai pria]”, “Saluang [seruling]“. Wow, kreatif sekali.
Jadi jangan pernah minder dengan bahasa lokal, ternyata bahasa lokal juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk menghasilkan strategi business yang unik dan menarik.
Bagi anda yang berkunjung ke kota Padang, anda dapat berkunjung ke Toko Tangkelek untuk membeli oleh-oleh berupa kaos atau sekedar melihat-melihat saja pun boleh hehehe. Toko ini beralamat di Jl. S. Parman No. 187 Ulak Karang, Padang. Oya, meski nama toko ini adalah TANGKELEK, tapi toko ini tidak menjual sandal kayu.
Source: http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/06/14/gunakan-bahasa-lokal-untuk-strategi-marketing/