Senin, 14 Mei 2012
Usaha Jahe
03.21
konsultan
Cuaca yang dingin menusuk tulang menjadi alasan utama seseorang untuk mencari penghangat (penghangat yang sebenarnya : red). Selain kopi hal yang paling di cari dalam kondisi dingin adalah JAHE. Produk pertanian ini telah banyak beredar baik dalam bentuk olahan pabrik atau pun racikan dari resep-resep tradisional, seperti bandrek, sekoteng, ronde, JAHE susu ataupun wedang JAHE. Menjamurnya warung-warung tenda pinggir jalan terutama yang menjual minuman penghangat, mendorong permintaan yang besar atas JAHE. Selain sebagai minuman JAHE juga di kenal luas sebagai bahan utama obat-obatan, seperti obat masuk angin dan aneka jenis obat gosok. Bukankah sebuah peluang yang cukup besar bagi para petani untuk mendapat porsi dalam memenuhi kebutuhan akan produk pertanian yaitu JAHE. JAHE merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. JAHE berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan JAHE terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional. JAHE termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), leng kuas (Languas galanga) dan lain-lain. Nama daerah JAHE antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), JAHE (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb. URAIAN TANAMAN TANAMAN JAHE Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Species : Zingiber officinale CIRI-CIRI MORFOLOGIS JAHE Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm, lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gela p, berbintik- bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2mm. JENIS TANAMAN JAHE dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas JAHE, yaitu : 1. JAHE putih/kuning besar atau disebut juga JAHE gajah atau JAHE badak Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis JAHE ini bias dikonsumsi baik saat berumur muda maupun berumur tua, baik sebagai JAHE segar maupun JAHE olahan. 2. JAHE putih/kuning kecil atau disebut juga JAHE sunti atau JAHE emprit Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. JAHE ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada JAHE gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. JAHE ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. 3. JAHE merah Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada JAHE putih kecil. sama seperti JAHE kecil, JAHE merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama dengan JAHE kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan. Rimpang JAHE dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai MANFAAT TANAMAN 1) JAHE tumbuh baik di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0- 2.000 m dpl. JAHE juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan JAHE, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan JAHE sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan JAHE dijual dalam bentuk segar, kering, JAHE bubuk dan awetan JAHE. Disamping itu terdapat hasil olahan JAHE seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Adapun manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu. Sumber : Bina UKMFoto : tnol